Senin, 30 Januari 2012

PERADABAN ISLAM DI ANDALUSIA SPANYOL


PERADABAN ISLAM DI ANDALUSIA SPANYOL

A.    Pendahuluan

            Setelah berakhirnya periode klasik Islam, ketika Islam mulai memasuki kemunduran, Eropa bangkit dari keterbelakangannya. Kebangkitan itu bukan saja terlihat dalam bidang politik dengan keberhasilan Eropa mengalahkan kerajaan-kerajaan Islma dan bagian dunia lainnya, tetapi terutama dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi. Bahkan kemajuan dalam bidang ilmu dan teknologi itulah yang mendukung keberhasilan politiknya. Kemajuan-kemajuan Eropa ini tidak bisa dipisahkan dari pemerintahan Islam di Spanyol. Dari Islam Spanyol di Eropa banyak menimba ilmu. Pada periode klasik, ketika islam mencapai masa keemasannya, Spanyol merupakan pusat  peradaban Islam yang sangat penting, menyaingi Baghdad di Timur.




























B.     Masuknya Islam di Spanyol

Spanyol diduduki umat Islam pada zaman Khalifah Al-Walid (705-715 M), salah seorang khalifah dari Bani Umayah yang berpusat di Damaskus. Sebelum penaklukan Spanyo, umat Islam telah menguasai Afrika Utara dan menjadikan sebagai salah satu propinsi dari dinasti Bani Umayah. Penguasaan sepenuhnya atas Afrika Utara itu terjadi di zaman Khalifah Abdul Malik (685-705 M). Khalifah Abd Al-Malik mengangkat Hasan Ibn Nu’man Al-Ghassani menjadi gubernur di daerah itu. Pada masa Khalifah Al-Walid, Hasan Bin Nu’man sudah digantikan oleh Musa Bin Nushair. Di zaman Al-Walid itu, Musa Bin Nushair memperluas wilayah kekuasaannya dengan menduduki Aljazair dan Maroko. Ia juga menyempurnakan penaklukan ke daerah-daerah bekas kekuasaan bangsa Barbar di pegunungan-pegunungan, sehingga mereka menyatakan setia dan berjanji tidak akan membuat kekacauan-kekacauan seperti yang dilakukan sebelumnya.[1]
Sebelum dikalahkan dan dikuasai Islam, di kawasan ini terdapat kekuasaan kerajaan Romawi, yaitu kerajaan Gothik. Kerajaan ini sering menghasut penduduk agar membuat kerusuhan dan dan menentang kekuasaan Islam. Setelah dapat dikuasai, umat Islam mulai memusatkan perhatiannya untuk menaklukkan Spanyol. Dengan demikian, Afrika Utara menjadi batu loncatan bagi kaum Muslimin dalam penaklukan wilayah Spanyol.  Ada tiga pahlawan Islam paling berjasa memimpin satuan-satuan ke sana, yaitu Tharif ibn Malik, Thariq ibn Ziyad, dan Musa ibn Nushair.[2]
Khalifah mengirim 500 orang pasukan yang dipimpin oleh Tharif  Ibn Malik pada tahun 91 H/711 M, Ibn Nushair (gubernur Afrika Utara) mengirim pasukan sebanyak 7000 orang di bawah pimpinan Thariq Ibn Ziyad. Akhirnya Thariq Ibn Ziyad berhasil menguasai hampir seluruh kota yang ada di semenanjung Iberia atas bantuan  Nushair mendeklarasikan semenanjung Iberia sebagai bagian dari kekuasaan Umayyah yang berpusat di Damaskus.[3]
Thariq Ibn Ziyad lebih banyak dikenal sebagai penakluk Spanyol, karena pasukannya lebih besar dan hasilnya lebih nyata yang dari sebagian besar suku Barbar yang didukung oleh Musa Ibn Nushair dan sebagian dari orang Arab yang dikirim oleh Khalifah Al-Walid. Pasukan itu menyeberangi selat di bawah pimpinan Thariq Ibn Ziyad. Sebuah gunung tempat pertama  kali Thariq dan pasukannya mendarat dan menyiapkan pasukanya, yaitu Gibraltar (Jabal Thariq). Dalam pertempuran di Bakkah, Raja Roderick dapat dikalahkan, dari situ Thariq dan pasukannya terus menaklukkan kota-kota penting seperti Cordova, Granada, dan Toledo (ibu kota kerajaan Goth saat itu). Musa Ibn Nushair membantu perjuangan Thariq dengan suatu pasukan besar dan ia berangkat menyeberangi selat itu dan satu persatu kota yang dilewatinya dapat ditlaklukkanya seperti Sidonia, Karmona, Seville, Merida, serta kerajaan Gothik, Theodomir di Orihuela, kemudian ia bergabung dengan Thariq di Teledo dan keduanya berhasil menguasai seluruh kota penting di Spanyol. Yaitu bagian Utara (dari Sarogosa sampai Navarre).[4]
Ketika Daulah Umayyah di Damaskus dihancurkan oleh Bani Abbas, Abd al-Rahman Ibn Mu’awiyah berhasil meloloskan diri dan menginjakan kakinya di Andalusia pada tahun 132 H/750 M. Ia diberi gelar al-dakhil, karena beliau adalah pangeran Dinasti Bani Umayyah pertama yang menginjakan kakinya di semenanjung Iberia. Beliau berhasil menyingkirkan Yusuf  Ibn Abd al-Rahman al-Fihri yang menyatakan diri tunduk kepada Dinasti Bani Abbas pada tahun 138 H/756 M. Abd al-Rahman al-Dakhil memproklamirka bahwa Andalusia lepas dari kekuasaan Dinasti Bani Abbas dan Ia memakai gelar amir (bukan khalifah).
Selama 32 tahun berkuasa, Abd al-Rahman berhasil mengatasi berbagai ancaman, baik dari dalam maupun dari luar. Karena ketangguhannya, kemudia Ia diberi gelar Rajawali Quraisy. Karena kekuasaan Dinasti Bani Abbas sepeninggal al-Mutwakil (247 H/861 M) semakin merosot, Abd al-Rahman memproklamirkan diri sebagai khalifah dan memakai gelar amir al-mu’minin.[5]

C.    Faktor-Faktor yang Menyebabkan Islam Mudah Masuk Spanyol

Faktor-faktor  yang meyebabkan Islam masuk Spanyol yaitu dipengaruhi oleh faktor eksternal dan faktor internal.
Faktor eksternal adalah suatu kondisi yang terdapat di dalam negeri Spanyol sendiri. Pada masa penaklukkan Spanyol oleh orang-orang Islam, kondisi sosial, politik, dan ekonomi negeri ini berada dalam keadaan menyedihkan. Perpecahan politik memperburuk keadaan ekonomi masyarakat. Ketika Islam masuk ke Spanyol, ekonomi masyarakat lumpuh. Padahal sewaktu Spanyol berada di bawah kekuasaan Romawi, berkat kesuburan tanahnya pertanian dan perdagangan, dan industri maju pesat. Akan tetapi setelah Spanyol berada di bawah kekuasaan kerajaan Goth, perekonomian lumpuh dan kesejahteraan masyarakat lumpuh. Buruknya kondisi sosial, ekonomi, dan keagamaan tersebut terutama disebabkan oleh keadaan politik yang kacau. Kondisi terburuk terjadi pada masa pemerintahan Raja Roderick, Raja Goth terakhir dikalahkan Islam.
 Faktor internal adalah suatu kondisi yang terdapat dalam tubuh penguasa, beberapa tokoh pejuang dan para prajurit Islam yang terlibat dalam penaklukkan wilayah Spanyol pada khususnya. Sikap toleransi agama dan persaudaraan yang terdapat dalam pribadi kaum muslimin menyebabkan penduduk Spanyol menyambut kehadiran Islam di wilayah tersebut.[6]

D.    Perkembangan Islam di Spanyol

1.      Periode Pertama (711-755 M)

Pada periode ini, Spanyol berada di bawah pemerintahan para wali yang diangkat oleh khalifah Bani Umayyah yang berpusat di Damaskus. Stabilitas politik negeri Spanyol pada periode ini belum tercapai secara sempurna, ada gangguan yang datang dari dalam dan dari luar. Gangguan dari dalam yaitu berupa perselisihan diantara elite penguasa, dan terdapat perbedaan pandangan antara khalifah di Damaskus, dan gubernur Afrika Utara yang berpusat di Kairawan. Sedangkan gangguan dari luar yaitu datangnya dari sisa-sisa musuh Islam di Spanyol yang tinggal di daerah pegunungan.

2.      Periode Kedua (755-912 M)

Pada periode ini Spanyol berada di bawah pemerintah Khalifah Abbasiyah di Baghdad. Amir pertama yaitu Abdurrahman I yang memasuki Spanyol (138 H/755 M) yang diberi gelar Abdurrahman Ad-Dakhil, ia adalah keturuna Bani Umayyah yang berhasil lolos dari kejaran Bani Abbasiyah ketika Bani Abbasiyah berhasil menaklukkan Bani Umayyah di Damaskus, dan al-Dakhil berhasil mendirikan Dinasti Umayyah di Spanyol. Saat ini, umat Islam Spanyol mulai memperoleh kemajuan baik dalam bidang politik maupun peradaban. Abdurrahman A-Dakhil mendirikan masjid Cordova dan sekolah-sekolah di kota-kota besar Spanyol.

3.      Periode Ketiga (912-1013 M)

Pada periode ini Diperintah oleh peguasa dengan gelar khalifah. Umat Islam di Spanyol mencapai puncak kemajuan dan kejayaan menyaingi daulah Abbasiyah di Baghdad. Abdurrahman An-Nashir mendirikan Universitas Cordova. Perpustakaannya memiliki ratusan ribu buku, pada masa ini masyarakat dapat menikmati kesejahteraan dan kemakmuran yang tinggi.

4.      Periode Keempat (1013-1086 M)

Pada periode ini Spanyol terpecah menjadi lebih dari 30 negara kecil di bawah pemerintahan raja-raja golongan yang berpusat di Sevilla, Cordova, Toledo dan sebagainya. Dan umat Islam di Spanyol kembali memasuki pertikaian intern. Ironisnya jika terjadi perang saudara, ada di antara pihak-pihak yang bertikai itu yang meminta bantuan kepada raja-raja Kristen, namun walaupun demikian, kehidupan intelektual terus berkembang pada peiode ini.

5.      Periode Kelima (1086-1248 M)

Pada periode ini kekuasaan Islam Spanyol dipimpin oleh penguasa-penguasa yang lemah sehingga mengakibatkan beberapa wilayah Islam dapat dikuasai oleh kaum Kristen. Tahun 1238  Cordova jatuh ketangan penguasa Kristen dan Sevilla jatuh pada tahun 1248 M. hampir seluruh wilayah Spanyol Islam lepas dari tangan penguasa Islam.

6.      Periode Keenam (1248-1492 M)

Pada periode ini Islam hanya berkuasa di Granada di bawah Dinasti Ahmar (1232-1492 M). Peradaban kembali mengalami kemajuan seperti di zaman Abdurrahman An-Nasir, Tetapi secara politik dinasti ini hanya berkuasa di wilayah kecil. Abu Abdudllah Muhammad merasa tidak senang kepada ayahnya, karena menunjuk anaknya yang lain untuk penggantinya sebagai raja, lalu ayahnya terbunuh dan digantikan oleh Muhammad bin sa’ad. Abu Abdullah kemudian  meminta bantuan kepada ferdinand dan Isabella untuk menjatuhkannya. Dan mereka dapat mengalahkannya, lalu Abu abdullah naik tahta.
Kemudian Ferdinand dan Isabella mempersatukan dua kerajaan besar Kristen melalui perkawinan, menyerang balik Abu Abdullah dan mengambil kekuasaannya. Akhirnya Abu Abdullah kalah dan menyerahkan kekuasaanya kepada Ferdinand dan Isabella. Sedangkan Abu Abdullah hijrah ke Afrika Utara. Lalu berakhirlah kekuasaan Islam di Spanyol pada tahun 1492 M.[7]

E.     Kemajuan Peradaban Islam di Spanyol

1.      Kemajuan Intelektual dan Eksakta

a.            Filsafat
Pada abad IV H/X M, para pelajar di Andalusia banyak yang pergi ke Baghdad untuk belajar filsafat. Di antara mereka adalah Abu al-Qasim Maslamah Ibn Ahmad al-Majriti (w. 397 H/1007 M). Ia mempelajari manuskrip-manuskrip Arab dan Yunani, kemudian mengembangkan ilmu yang diperolehnya di Andalusia. Ia berjasa dalam bidang illmu matematika, astronomi, kedokteran, dan kimia, dan ia merupakan ulama’ pertama yang memperkenalkan ajaran Rasa’il ikhwan al-Shafa di Eropa.
Perkembangan filsafat mendorong berkembangnya ilmu eksakta, antara lain matematika. Ilmu pasti yang dikembangkan orang Arab berpangkal dari buku India, yaitu Sinbad, yang diterjemahkan dalam bahasa Arab oleh Ibrahim al-Fazari pada tahun 154 H/771 M. Di samping itu, ulama Arab telah menciptakan ilmu tumbuh-tumbuhan untuk kepentingan pengobatan, sehingga melahirkan ilmu apotek dan farmasi.[8]
Tokoh utama dalam sejarah filsafat Arab-Spanyol adalah Abu Bakr Muhammad Ibn Al-Sayigh yang lebih dikenal dengan Ibn Bajjah. Dilahirkan di  Saragosa , ia pindah di Sevilla dan Granada. Meninggal karena keracunan di Fez tahun 1138 M.

b.      Sains
Sains yang terdiri dari ilmu-ilmu kedokteran , fisika, matematika, astronomi, kimia, botani, zoologi, geologi, ilm obat-obatan berkembang dengan baik. Salah satu tokoh Sains dalam bidang Astronomi, yaitu Abbas bin Farnas, dalam bidang obat-obatan yaitu Ahmad bin Iyas, di bidang kedokteran yaitu Ummul Hasan binti Abi Ja’far, dalam bidang geogarafi yaitu Ibn Jubar, dan Ibn Khaldun adalah perumus filsafat sejarah.

c.       Bahasa dan Sastra
Di Spanyol  pada masa Islam, banyak yang ahli dan mahir dalam bahasa Arab, antara lain Ibn Sayyidih. Dan dalam bidang sastra banyak bermunculan seperti Al-Aqd Al-Farid karya ibnu Abd Rabbih dll.
Pada zaman Umayyah, di Cordova tercatat sejumlah ulama yang melahirkan karya-karya besar, di antaranya yaitu Al-Zabidi (guru Ibn Quthiyah), di antara karyanya Mukhtsahar al-‘Ayn, dan Akhbar al-Nahwiyin.[9]

d.      Musik dan Kesenian
Tokoh seni dan musik antara lain: Al-Hasan bin Nafi yang mendapat gelar zaryab. Zaryab juga terkenal sebagai pencipta lagu-lagu. Keahliannya di bidang musik membekas hingga sekarang, bahkan ia dianggap sebagai peletak dasar musik Spanyol modern.[10]

2.      Bidang Ilmu Keagamaan

a.       Tafsir
Salah satu Mufasir yang terkenal di Andalusia adalah al-Qurtubi. Nama lengkapnya  adalah Abu Abdillah Muhammad bin Ahmad bin Abu Bakr bin Farh Al-Anshari Al-Khazraji Al-Andalusi (w. 1273 M). Karyanya dalam bidang tafsir adalah Al-Jami’u li Ahkam Alqur’an, kitab tafsir yang terdiri dari 20 jilid dikenal dengan nama Tafsir Al-Qurtubi.

b.      Fiqh
Spanyol Islam dikenal sebagai pusat penganut mazhab Maliki.Adapun yang memperkenalkaln mazhab ini di Spanyol adalah Ziyad bin Abd Ar-Rahman. Para ahli Fiqh lainnya adalah Asy-Syatibi, penulis buku Al-Muwafaqat fi Ushul Asy-Syari’ah (ushul Fiqh), dan Ibn Hazm.

3.      Pembangunan Kota
Kemajuan Dinasti Umayyah di Andalusia dicapai pada Zaman Al-muntashir, pengganti Abd al-Rahman al-Dakhil. Kemajuan Cordova ditandai dengan al-Qashr al-Kabir (kota satelit yang dibangun oleh al-Dakhil dan dilanjutkan oleh penggantinya, yang di dalamnya terdapat gedung-gedung istana megah), Rushafat (istana yang dikelilingi oleh taman yang dibangun oleh al-Dakhil di sebelah barat laut Cordova), masjid Jami Cordova (dibangun tahun 170 H/786 M) hingga kini masih tegak, al-Zahra (kota satetlit di bukit pegunungan Sierra Morena), nama tersebut diambil dari nama salah seorang selir (gundik) al-Nashir pada tahun 325 H/936 M). Kota ini dilengkapi dengan masjid tanpa  atap (kecuali mihrabnya) dan air mengalir di tengah masjid, danau kecil yang berisi ikan-ikan yang indah, taman hewan (margasatwa), pabrik  senjata, dan pabrik perhiasan.
Faktor pendukung kemajuan Islam di Spanyol antara lain didukung oleh adanya penguasa-penguasa yang kuat dan berwibawa, yang mampu mempersatukan kekuatan umat Islam, seperti Abdurrahman Ad-dakhil Abdurrahman Al-Wasith, dan Abdurrahman An-Nashir.
Adapun menurut Badri Yatim, sebab-sebab yang menjadikan kemunduran  dan kehancuran Islam Spanyol antara lain disebabkan karena konflik penguasa Islam dengan penguasa Kristen, tidak adanya ideologi pemersatu, karena kesulitan ekonomi, tidak jelasnya sistem peralihan kekuasaan, dan karena letaknya yang terpecil dari pusat wilayah dunia Islam yang lain.

F.     Pengaruh Peradaban Spanyol Islam di Eropa

            Orang-orang Eropa menyaksikan kenyataan bahwa Spanyol berada di bawah kekuasaan Islam jauh meninggalkan negara-negara tetangganya Eropa, terutama dalam bidang pemikiran dan sains di samping bangunan fisik. Yang terpenting di antaranya adalah pemikiran Ibn Rusyd (1120-1198 M). Di Eropa timbul gerakan Averroeisme (Ibn Rusyd-isme) yang menuntut kebebasan berfikir. Pihak gereja menolak pemikiran rasional yang dibawa gerakan Averroeisme ini.
Berawal dari gerakan Averroeisme inilah di Eropa kemudian lahir reformasi pada abad ke-16 M dan rasionalisme pada abad ke-17 M. Pengaruh peradaban Spanyol Islam di Eropa berawal dari banyaknya pemuda-pemuda Kristen Eropa yang belajar di uniersitas-universitas Islam di spanyol, seperti Universitas Cordova, Seville, Malaga, Granada, dan Salamanca. Universitas pertama di Eropa adalah Universitas Paris yang didirikan pada tahun 1231 M (30 tahun setelah wafatnya Ibn Rasyd). Di akhir zaman pertengahan Eropa, baru berdiri 18 buah universitas-universitas Islam diajarkan, seperti ilmu kedokteran, ilmu pasti, dan ilmu filsafat.
Pengaruh ilmu pengetahuan Islam atas Eropa yang sudah berlangsung sejak abad ke-12 M itu menimbulkan gerakan kebangkitan kembali (renaissance) pusaka Yunani di Eropa pada abad ke-14 M. Berkembangnya pemikiran Yunani di Eropa kali ini adalah melalui terjemahan-terjemahan kembali ke dalam bahasa latin.
Walaupun Islam akhirnya terusir dari negeri Spanyol dengan cara yang sangat kejam, tetapi ia telah membidani gerakan-gerakan penting di Eropa. Gerakan-gerakan itu adalah kebangkitan kembali kebudayaan Yunani klasik (renaissance) pada abad ke-14 Myang bermula di Italia, gerakan reformasi pada abad ke-17 M. Dan pencerahan (aufklarung) pada abad ke-18 M.
Selain itu juga bahasa Arab telah berpengaruh besar di Eropa selama Islam berada di Andalusia, Karena lamanya Islam di sana, tidak kurang dari 7000 kata-kata Spanyol yang berasal dari bahasa Arab.[11]



















Kesimpulan

Faktor-faktor  yang meyebabkan Islam masuk Spanyol yaitu dipengaruhi oleh faktor eksternal dan faktor internal. Faktor eksternal adalah suatu kondisi yang terdapat di dalam negeri Spanyol sendiri. Pada masa penaklukkan Spanyol oleh orang-orang Islam, kondisi sosial, politik, dan ekonomi negeri ini berada dalam keadaan menyedihkan. Faktor internal adalah suatu kondisi yang terdapat dalam tubuh penguasa, beberapa tokoh pejuang dan para prajurit Islam yang terlibat dalam penaklukkan wilayah Spanyol pada khususnya.
Kemajuan Islam di Spanyol dipengaruhi oleh kemajuan intelektual dan eksakta (filasafat, sains, musik dan kesenian, bahasa dan sastra), bidang ilmu keagamaan (fiqh dan tafsir), dan pembangunan kota.
Pengaruh peradaban Islam di Spanyol yaitu berawal Di Eropa yang timbul gerakan Averroeisme (Ibn Rusyd-isme) yang menuntut kebebasan berfikir. Pihak gereja menolak pemikiran rasional yang dibawa gerakan Averroeisme ini. Berawal dari gerakan Averroeisme inilah di Eropa kemudian lahir reformasi pada abad ke-16 M dan rasionalisme pada abad ke-17 M. Pengaruh peradaban Spanyol Islam di Eropa berawal dari banyaknya pemuda-pemuda Kristen Eropa yang belajar di uniersitas-universitas Islam di spanyol, seperti Universitas Cordova, Seville, Malaga, Granada, dan Salamanca.
Selain itu juga bahasa Arab telah berpengaruh besar di Eropa selama Islam berada di Andalusia, Karena lamanya Islam di sana, tidak kurang dari 7000 kata-kata Spanyol yang berasal dari bahasa Arab.


[1] Drs. Samsul Munir Amin, M.A., Sejarah Peradaban Islam, Jakarta: Amzah, 2010, Hal 162
[2] Dr. Badri Yatim, M.A., Sejarah Peradaban Islam Dirasah Islamiyah ll, Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada,2007, Hal 88
[3] DR. H. Jaih Mubarok, M. Ag., Sejarah Peradaban Islam, Bandung: Pustaka Bani Quraisy, 2004, Hal 70
[4] Dr. Badri Yatim, M.A., Sejarah Peradaban Islam Dirasah Islamiyah ll, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2007, Hal: 89-90
[5] Dr. Jaih Mubarok, M. Ag., Sejarah Peradaban Islam, Bandung: Pustaka Bani Quraisy, 2004, Hal: 70-71
[6] Drs. Samsul Munir Amin, M.A., Sejarah Peradaban Islam, Jakarta: Amzah, 2010, Hal 166-168
[7] Ibid., Hal 168-171
[8] DR. Jaih Mubarok, M.Ag., Sejarah Peradaban Islam, Bandung: Pustaka Bani Quraisy, 2004, Hal 73
[9] Ibid., Hal 72
[10] Ibid.,
[11] Drs. Samsul Munir Amir, M.A., Sejarh Peradaban Islam, Jakarta: Amzah, 2010, Hal 178

Tidak ada komentar:

Posting Komentar